Translate

Sabtu, 26 Oktober 2013

makalah menyimak

Teori Dasar Menyimak
Makalah
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Menyimak Kritis
Yang dibina oleh Bu Dewi Pusposari

Disusun oleh :
1.      Arin Fitriani                (130211601383)
2.      Kiki Yuni M                (130211601382)
3.      Putri Diana                  (130211614090)
4.      Yuslim Aulia               (130211614082)


Description: lambang um.jpeg
Universitas Negeri Malang
Fakultas Sastra
Jurusan Sastra Indonesia
Agustus 2013








1.      Pengertian Menyimak
Keterampilan berbahasa dikelompokkan menjadi empat, yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara. Keempat keterampilan tersebut saling terkait dan saling mendukung. Menyimak merupakan keterampilan bahasa yang pertama kali dikuasai seseorang. Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak . Istilah yang sering terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan.
Mendengar diartikan dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli(Alwi,2001). Mendengarkan diartikan oleh Alwi(2001) mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Berdasarkan istilah-istilah tersebut tidak semua kegiatan mendengar dan mendengarkan berarti menyimak. Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk memahami di sekitarnya. Melalui proses menginterpretasi apa yang didengar dari suara di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan lingkungan.
Secara garis besar, dapat disimpulkan menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara khusus dan terpusat, mengidentifikasi, menginterpretasi, mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya, dan ada unsur kesengajaan di dalamnya untuk memahami wacana simakan. Menurut Wolvin dan Coakley(dalam Tompkins,1991) menjelaskan ada tiga tahap utama dalam proses menyimak, yaitu menerima pesan, mendatangi pesan, serta menetapkan makna terhadap pesan tersebut. Soedjiatno(1989) menjelaskan bahwa proses menyimak secara teoritis dimulai dengan penangkapan / penyerapan rentetan bunyi bahasa melalui indera pendengar. Rentetan bunyi tersebut melalui syaraf sentrifugal diteruskan menuju otak untuk diproses dan dianalisis. Selanjutnya, melalui syaraf sentripetal  hasil pemrosesan itu dikirim ke otak kecil untuk disimpan.
Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi bahwa menyimak merupakan proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap makna tertentu dari apa yang didengar.
2.      Tujuan Menyimak
Secara umum, tujuan utama menyimak adalah untuk mendapatkan informasi dan memahami informasi yang didapat. Ada beberapa jenis tujuan menyimak, yaitu :
a.       Menyimak untuk mendapatkan informasi
Terjadi pada kegiatan menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah, menyimak dialog, menyimak wawancara, dan menyimak pidato.
b.      Menyimak untuk mendapatkan hiburan
Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif / menghibur diri. Misalnya menyimak lawak, drama, atau dongeng.
c.       Menyimak untuk mengapresiasi
Tujuan menyimak ini adalah untuk memberikan apresiasi pada suatu karya. Misalnya menyimak pembacaan puisi atau nyayian.
d.      Menyimak evaluatif
Penyimak mendengarkan lagu dengan tujuan menganalisis kemenarikan atau kekhasannya.
3.      Jenis – jenis Menyimak
Secara garis besar, menyimak dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu menyimak intensif dan menyimak ekstensif(Tarigan, 1990). Menyimak Intensif lebih menekankan pada kemampuan memahami bahan simakan secara detail atau mendalam. Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi tinggi agar makna yang dikehendaki dapat ditangkap dengan baik. Melalui menyimak intensif, seorang penyimak tidak hanya mendapatkan informasi yang mendalam terhadap materi simakan, tetapi juga bias mengevaluasi materi simakannya. Berikut jenis – jenis menyimak Intensif :
a. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.

b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam bahan yang disimak dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap bahan simakan tersebut.
d. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
e. Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan hal-hal baru yang menarik, informasi tambahan mengenai suatu topik, isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.

f.       Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya.
            Menyimak Ekstensif lebih menekankan pada faktor social, seperti menyimak yang dilakukan oleh masyarakat secara umum dalam kehidupan sehari – hari. Menyimak ekstensif ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman secara garis besar terhadap simakan. Tujuan menyimak ekstensif adalah agar seseorang tidak ketinggalan informasi. Dengan menyimak ekstensif, seseorang dapat mengambil sikap yang tepat untuk merespon segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
Berikut adalah jenis – jenis menyimak ekstensif :
·         Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
·         Menyimak estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
·         Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
·         Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial. Misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya.

4.      Faktor – faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menyimak. Faktor – faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam diri penyimak, maupun dari luar diri penyimak. Dari segi penyimak, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor yaitu :
Faktor dari dalam diri penyimak :
ü  Faktor fisik
Berkaitan dengan kesiapan fisik penyimak, yaitu kondisi kesehatan dan panca indera.
ü  Faktor kompetensi liguistik
Meliputi unsur kebahasaan, pemahaman kosakata, struktur kebahasaan, dan sebagainya
ü  Faktor pengetahuan tentang topik
Seseorang yang menyimak berita tentang sepakbola akan sangat memahami apabila memiliki pengetahuan tetang sepakbola.
ü  Faktor mental
Berkatan dengan kondisi kejiwaan penyimak, motivasi, dan sikap penyimak.
Faktor dari luar diri penyimak :
ü  Faktor lingkungan
Berkaitan dengan situasi, kondisi tempat berlangsungnya proses menyimak, dan media dalam menyimak.
ü  Faktor pembicara
Berkaitan dengan kualitas tuturan yang dihasilkan oleh pembicara dan penguasaan materi.


5.      Kesimpulan
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam menyimak terdapat tujuan yang jelas sehingga menyimak dari srgi makna memiliki taraf yang lebih tinggi dari pada mendengar dan mendengarkan.
Karena rangsang dalam berupa tuturan lisan tidak sejelas dalam bahasa tulis. Unsur – unsur kebahasaan dapat dicermati melalui intonasi. Dalam menyimak, jika penyimak tidak dapat menangkap informasi penting pada saatnya, ia akan ketinggalan informasi. Maka dari itu, perlu adanya latihan dalam menyimak.



Daftar Pustaka
Zahro, A dan Eliyanah, E. 2011. Menyimak Beragam Wacana Lisan. Malang: Pustaka Kaiswara
Ghazali, H. A. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif – Kreatif. Bandung : Refika Aditama.
Tarigan, H. G. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar