Menerapkan Pelatihan Membaca Cepat dan
Efektif untuk Siswa SMP
Yuslim
Aulia Hayati
Mahasiswa
Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa (Tarigan, 2008:7). Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah
dibagi menjadi empat, yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan
berbicara, (3) keterampilan menulis, dan (4) keterampilan membaca. Membaca
tidak bisa dilepaskan dari berbicara, menulis, dan menyimak. Keempat
keterampilan di atas saling berhubungan erat satu sama lain. Saya akan membahas
keterampilan yang keempat yaitu membaca, namun dalam topik “Menerapkan
Pelatihan Membaca Cepat dan Efektif untuk Siswa SMP”. Membaca merupakan
kegiatan yang sudah tidak lazim lagi ditelinga kita.
Teori pengalaman berbahasa memandang bahwa belajar
membaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses perkembangan bahasa
siswa. Perintis teori ini, R. Van Allen (dalam Nurhadi, 2009:50), mengungkapkan
secara singkat, “Apa yang dapat kita pikirkan, dapat pula kita bicarakan. Apa
yang dapat kita bicarakan, dapat pula kita tuliskan, dan dapat pula kit baca.
Kita dapat membaca apa yang kita tulis dan apa yang dituliskan orang lain yang
disiapkan kepada kita untuk dibaca”. Di zaman sekarang ini, minat baca
siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama semakin berkurang. Kebanyakan dari mereka
lebih mementingkan kegiatan social media seperti facebook, chatting dan
lain-lain, dari pada membaca buku atau artikel. Untuk itu, dibutuhkan teknik
atau cara-cara khusus untuk meningkatkan minat baca siswa. Salah satu cara yang
bisa kita lakukan adalah pelatihan membaca cepat dan efektif.
Mengapa harus membaca cepat dan efektif? Mengapa tidak
teknik membaca yang lainnya? Pertama, kita harus mengetahui seberapa besar minat
baca siswa. Kedua, membaca cepat dan efektif merupakan teknik membaca yang
cocok untuk diajarkan kepada siswa SMP, mengingat sebagian dari mereka mungkin
ada yang tidak suka membaca. Ketiga, teknik membaca cepat dan efektif perlu
diberikan kepada siswa SMP, karena mengajarkan teknik membaca tersebut sejak
dibangku SMP akan membantu mereka dalam mengikuti pelajaran dijenjang yang
lebih tinggi. Ulasan-ulasan di atas diperkuat dengan adanya penjelasan tentang
metode yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan membaca cepat oleh Nurhadi
(2010:54-56), yang mengatakan, “Ada beberapa metode yang pernah dikembangkan dalam
membaca cepat, yaitu: (1) metode kosakata / pengembangan kosakata, (2) metode
motivasi / minat, (3) metode bantuan alat, (4) metode gerak mata”.
Ada dua tujuan membaca cepat, pertama, membaca untuk
mencari informasi tertentu (spesifik) secara cepat dan tepat dalam sebuah
bacaan tertentu disebut membaca cepat dengan teknik scanning. Kedua, ingin mengetahui secara garis besar isi sebuah
naskah, buku, atau dokumen, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas atau
biasa disebut dengan teknik skimming (Nurhadi,
2009:109-110). Teknik scanning adalah
teknik menemukan informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu
halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang
dibutuhkan, gerakan mata terhenti. Teknik membaca ini tidak terlalu banyak
membuang-buang waktu untuk mencari sesuatu yang diinginkan dari sebuah buku.
Teknik skimming
adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh intisari bacaan berupa ide
pokok, tema, kesimpulan, dan tujuan pengarang atau kesan bahasanya. Teknik skimming membantu siswa menyerap
informasi yang sangat banyak dalam waktu yang terbatas. Selain itu, siswa bisa
melompati bagian-bagian yang tidak penting dalam suatu bacaan. Langkah-langkah
yang bisa dilakukan siswa untuk berlatih membaca skimming dan scanning inti
tujuan nya sama, yaitu mencari informasi yang dibutuhkan dalam sebuah buku
dengan kecepatan dan batas waktu tertentu.
Dari penjelasan tentang teknik membaca cepat dan
efektif di atas, siswa SMP diharapkan bisa mempelajari teknik-teknik membaca cepat
dan efektif dengan mudah dan menyenangkan. Seperti teori ‘Membaca sebagai
Keterampilan’, teori yang dirintis oleh tokoh terkemuka William S. Gray. Selain
itu Nurhadi (2009:52) juga menyatakan, “Teori ini sederhana sekali dalam
memandang kegiatan membaca. Pemanfaatannya untuk pengajaran membaca juga
sederhana. Guru cukup melatihkan keterampilan-keterampilan membaca itu, tanpa
harus pusing menjelaskan prosesnya”.
Daftar Rujukan
Tarigan, H. G. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa (edisi revisi).
Bandung: Angkasa.
Nurhadi, 2009. Dasar-dasar Teori Membaca. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Nurhadi, 2010. Membaca Cepat dan Efektif: Teori dan Latihan
(cetakan kelima). Malang: Sinar Baru Algensindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar