Translate

Rabu, 30 Oktober 2013

artikel ku



Menerapkan Pelatihan Membaca Cepat dan Efektif untuk Siswa SMP
Yuslim Aulia Hayati
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa (Tarigan, 2008:7). Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah dibagi menjadi empat, yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan menulis, dan (4) keterampilan membaca. Membaca tidak bisa dilepaskan dari berbicara, menulis, dan menyimak. Keempat keterampilan di atas saling berhubungan erat satu sama lain. Saya akan membahas keterampilan yang keempat yaitu membaca, namun dalam topik “Menerapkan Pelatihan Membaca Cepat dan Efektif untuk Siswa SMP”. Membaca merupakan kegiatan yang sudah tidak lazim lagi ditelinga kita.
Teori pengalaman berbahasa memandang bahwa belajar membaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses perkembangan bahasa siswa. Perintis teori ini, R. Van Allen (dalam Nurhadi, 2009:50), mengungkapkan secara singkat, “Apa yang dapat kita pikirkan, dapat pula kita bicarakan. Apa yang dapat kita bicarakan, dapat pula kita tuliskan, dan dapat pula kit baca. Kita dapat membaca apa yang kita tulis dan apa yang dituliskan orang lain yang disiapkan kepada kita untuk dibaca”. Di zaman sekarang ini, minat baca siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama semakin berkurang. Kebanyakan dari mereka lebih mementingkan kegiatan social media seperti facebook, chatting dan lain-lain, dari pada membaca buku atau artikel. Untuk itu, dibutuhkan teknik atau cara-cara khusus untuk meningkatkan minat baca siswa. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah pelatihan membaca cepat dan efektif.
Mengapa harus membaca cepat dan efektif? Mengapa tidak teknik membaca yang lainnya? Pertama, kita harus mengetahui seberapa besar minat baca siswa. Kedua, membaca cepat dan efektif merupakan teknik membaca yang cocok untuk diajarkan kepada siswa SMP, mengingat sebagian dari mereka mungkin ada yang tidak suka membaca. Ketiga, teknik membaca cepat dan efektif perlu diberikan kepada siswa SMP, karena mengajarkan teknik membaca tersebut sejak dibangku SMP akan membantu mereka dalam mengikuti pelajaran dijenjang yang lebih tinggi. Ulasan-ulasan di atas diperkuat dengan adanya penjelasan tentang metode yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan membaca cepat oleh Nurhadi (2010:54-56), yang mengatakan, “Ada beberapa metode yang pernah dikembangkan dalam membaca cepat, yaitu: (1) metode kosakata / pengembangan kosakata, (2) metode motivasi / minat, (3) metode bantuan alat, (4) metode gerak mata”.
Ada dua tujuan membaca cepat, pertama, membaca untuk mencari informasi tertentu (spesifik) secara cepat dan tepat dalam sebuah bacaan tertentu disebut membaca cepat dengan teknik scanning. Kedua, ingin mengetahui secara garis besar isi sebuah naskah, buku, atau dokumen, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas atau biasa disebut dengan teknik skimming (Nurhadi, 2009:109-110). Teknik scanning adalah teknik menemukan informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata terhenti. Teknik membaca ini tidak terlalu banyak membuang-buang waktu untuk mencari sesuatu yang diinginkan dari sebuah buku.
Teknik skimming adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh intisari bacaan berupa ide pokok, tema, kesimpulan, dan tujuan pengarang atau kesan bahasanya. Teknik skimming membantu siswa menyerap informasi yang sangat banyak dalam waktu yang terbatas. Selain itu, siswa bisa melompati bagian-bagian yang tidak penting dalam suatu bacaan. Langkah-langkah yang bisa dilakukan siswa untuk berlatih membaca skimming dan scanning inti tujuan nya sama, yaitu mencari informasi yang dibutuhkan dalam sebuah buku dengan kecepatan dan batas waktu tertentu.
Dari penjelasan tentang teknik membaca cepat dan efektif di atas, siswa SMP diharapkan bisa mempelajari teknik-teknik membaca cepat dan efektif dengan mudah dan menyenangkan. Seperti teori ‘Membaca sebagai Keterampilan’, teori yang dirintis oleh tokoh terkemuka William S. Gray. Selain itu Nurhadi (2009:52) juga menyatakan, “Teori ini sederhana sekali dalam memandang kegiatan membaca. Pemanfaatannya untuk pengajaran membaca juga sederhana. Guru cukup melatihkan keterampilan-keterampilan membaca itu, tanpa harus pusing menjelaskan prosesnya”.


Daftar Rujukan
Tarigan, H. G. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (edisi revisi). Bandung: Angkasa.
Nurhadi, 2009. Dasar-dasar Teori Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nurhadi, 2010. Membaca Cepat dan Efektif: Teori dan Latihan (cetakan kelima). Malang: Sinar Baru Algensindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar