Translate

Rabu, 30 Oktober 2013

dasar-dasar menulis



Dasar – Dasar Menulis
Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar – dasar menulis
Yang dibina oleh bapak Pidekso Adi

Disusun oleh :
1.      Ahmad wahyu
2.      Nurul laili
3.      Wanudyoning tyas
4.      Yuslim aulia h.




Universitas negeri malang
fakultas sasatra
Bahasa, sastra Indonesia dan Daerah
Oktober 2013



A.    Pengertian Daftar Rujukan
Daftar rujukan sering disebut dengan daftar pustaka. Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, majalah, artikel atau bahan lainnya yang dikutip secara langsung atau tidak langsung. Daftar rujukan berfungsi memberikan informasi kepada pembaca tentang sumber-sumber yang digunakan penulis dalam menulis karangan ilmiah. Bahan-bahan yang dibaca, tetapi tidak dikutip sebaiknya tidak perlu dicantumkan dalam daftar rujukan.

B.     Unsur-unsur Daftar Rujukan
Pada dasarnya unsur-unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi:

1.      Nama pengarang
Penulisan nama pengarang dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:
  1. Ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dari setiap kata,
  2. Dibalik susunannya yang terdiri dari nama keluarga dikuti dengan tanda koma, kemudian dilanjutkan dengan nama kecil atau nama depan
  3. Jika satu sumber terdiri dari dua pengarang, yang dibalik susunannya hanya nama pengarang pertama, sedangkang untuk pengarang kedua ditulis sebagaimana yang tertulis pada sumber.
  4. Jika sebuah sumber terdiri dari tiga orang pengarang, yang dibalik susnannya hanya nama pengarang pertama, sedangkan nama pengarang kedua dan ketiga ditulis sebagaiman tertulis pada sumber atau nama pengarang kedua dan ketiga diganti dengan singkatan dkk.
  5. Jika sebuah sumber lebih dari tiga orang pengarang, cukup ditulis nama pengarang pertama dan dibalik susunannya, sedangkan nema pengarang berikutnya diganti dengan singkatan dkk.
  6. Jika digunakan beberapa sumber dari pengarang yang sama, penulisan nama pengarang untuk penunjukan yang kedua dan seterusnya dapat digantikan dengan garis sepanjang tujuh ketukan.
  7. Jika sumber yang digunakan tidak dicantumkan nama pengarang, dapat digunakan nama lembaga sebagai pengganti nama pengarang.


  1. Judul
Ketentuan penulisan judul sebagai berikut:
  1. Judul buku ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dari setiap kata yang bukan kata depan dan dicetak miring
  2. Jika sumber berupa artikel dari jurnal, majalah, atau surat kabar, judul artikel diapit oleh tanda petik sedangkan nama majalah, jurnal, atau surat kabar dicetak miring;
  3. Judul buku atau artikel harus ditulis lengkap sebagaimana tertera pada sumber.
  1. Data publikasi
Yang termasuk ke dalam data publikasi buku adalah tempat terbit, tahun terbit, penerbit, edisi (cetakan), jilid, sedangkan majalah perlu dicantumkan bulan dan nomor halaman.

C.     Sistem penulisan daftar rujukan
Sitem penulisan daftar rujukan dikenal dengan sistem alfabetis/harvard, sistem numerik/vankouver
Ketentuan penulisan daftar pustaka dengan sistem Harvard adalah sebagai berikut:
      1. Nama penulis ditulis dengan urutan; nama akhir, nama awal, dan nama tengan, tanpa gelar akademik
      2. Tahun terbit ditempatkan setelah penulis
      3. Judul, termasuk anak judul (sub judul)
      4. Kota tempat penerbitan, dan
      5. Nama penerbit
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis daftar rujukannya. Bila penulisnya lebih dari satu, cara penulisannya sama dengan penulis pertama. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.





D.    Contoh Penulisan daftar rujukan
  1. Sumber dari buku yang terdiri dari satu penulis
Suwignyo, Heri. 2013. Kritik Sastra Indonesia Modern: Pengantar Pemahaman Teori dan Penerapannya (edisi revisi) cetakan ketiga. Malang: YA3
  1. Sumber dari buku yang terdiri dari dua penulis
Wellek, R. Dan Warren, A. 1977. Teori Kesusastraan. Alih bahasa oleh Melani Budianta, 1988. Jakarta: Gramedia
  1. Sumber dari buku yang terdiri dari tiga penulis atau lebih

Sewijn, P.,dkk. 1996. Courseware Development Methodology. Swiss : Federal Institute for Technology Laboratory for Computer Aided Instruction.

4.      Rujukan dari Koran tanpa penulis
Kompas. 23 Januari 2004. Ijazah Penyetaraan Rawan Manipulasi, hlm. 12.
  1. Contoh Penulisan Daftar untuk sumber artikel dalam jurnal
Jauhari, Jaidan. 2005 (April). “Perangkat Lunak Pembangkit Geometri Fraktal Berbasis Fungsi Polinomial”, Jurnal Ilmiah Forum MIPA FKIP Unsri. III (3), halaman 30-46.
  1. Contoh Penulisan daftar rujukan untuk sumber berupa Laporan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi
Meter, G. I. 2003. Hubungan antara Perilaku Kepemimpinan, Iklim Sekolah dan Profesionalisme Guru dengan Motivasi Kerja Guru Pada SMU Negeri di Provinsi Bali. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.
  1. Contoh Penulisan daftar rujukan untuk sumber berupa publikasi departemen/ atau lembaga
Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2002. Pedoman Pondok Pesantren. Jakarta: Departemen Agama RI
  1. Contoh penulisan daftar rujukan untuk sumber dari internet
Noor, I.H.M. 2006. Model pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa Inggris, (online), (http://www.depdiknas.go.id/jurnl/30modelpelatihangurudalam
_menara.html), diakses 14 Mei 2006
  1. Contoh penulisan daftar rujukan untuk sumber artikel dari internet.
Abdulah, A. 2004 (02 Oktober). Pendidikan Jarak Jauh dan Implementasinya di Era Teknologi Informasi, (online). Tersedia : www.republika.co.id/articles Diakses 25 Oktober 2005
10.  Contoh Rujukan Berupa Surat Elektronik yang ditujukan pada kelompok
Smith, M. 11 Maret 2001. Northern and Italian renaissance. Pesan disampaikan pada kelompok (http://groups.google.com/groups/humanities.misc/message13), 11 Maret 2001
11.  Contoh Rujukan Karya Audio/Visual/Audiovisual
Dewa. 2004. Lascar Cinta, (kaset rekaman). Jakarta: Ahmad Dhani production-PT Aquarius Musikindoreg.

B. Table dan Gambar
1. Tabel
Penggunaan table dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data statistic dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifkasi masalah. Table yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan idea tau hubungan-hubungannya secara efektif. Sehingga pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan mencari hubungan-hubunganya. Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel lebih baik menggunakan banyak tabel daripada sedikit menggunakan tabel yang isinya terlalu padat.



Syarat-syarat suatu tabel:
1.      Tabel harus diberi identitas berupa nomer dan judul tabel, dan ditempatkan di atas tabel
2.      Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel termasuk teksnya harus diulang pada halaman selanjutnya.
3.      Akhir tabel di halaman pertama tidak perlu  diberi garis horizontal
4.      Pada  halaman berikutnya, tuliskan lanjutan tabel ... pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horizontal teratas tabel.
5.      Hanya huruf pertama kata “Tabel” ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel” di tulis dipinggir, diikuti nomor dan judul tabel.
6.      Judul tabel ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata kecuali kata hubung.
7.      Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi.
8.      Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik
Contoh :
Tabel 3.1 Kemampuan Dasar Menyimak Kritis
No
Keterampilan
Dasar
Subketerampilan
Dasar
Contoh Pertanyaan
1
Kemampuan
Menafsirkan
Bacaan secara
Kritis

·         Mengartikan makna istilah khusus

·         Menafsirkan makna kalimat menurut konteks kalimat yang lain


·         Menerjemahkan dalam bahasa lain



·         Menjawab secara kritis pertanyaan 5W1H yang tersirat dalam bacaan
·         Terangkan maksud istilahyang sering dibaca dalam istilah itu

·         Kalimat “Kerajaan yang dibangunnya dulu kini telah ditinggalkannya.” Tentu bakan arti yang sebenarnya. Temukan maksudnya dalam konteks kalimat tersebut
·         Terjemahkan dalam bahasa pertamamu ( bhs Madura, Jawa, atau yang lain) pernyataan “Talkess do more”!
·         Menurut pemahaman anda, apa yang sebenarnya terjadi?
2.      Gambar
Istilah gambar mengacu kepada foto, grafik, chart, peta, sketsa, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hunbungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data stasistik berbentuk grafik.

Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan sebagai berikut
1.      Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara penuliasan judul gambar samadengan penulisan judul tabel.
2.      Gambar haris sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual
3.      Gambar harus digunkan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
4.      Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman, harus ditempatkan dihalaman sendiri.
5.      Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar
6.      Gambar diacu degan menggunakan angka, bukan dengan menggunkan kata gambar di atas atau gambar di bawah.













tugas pengantar linguistik



Nama : Yuslim Aulia Hayati
NIM : 130211614082 / offering : AA
Universitas Negeri Malang

Tugas pada hari / tanggal : Rabu, 04 September 2013
1.      Bahasa bukan warisan budaya. Jelaskan !
2.      Bahasa sebagai ciptaan budaya dan alat pengembang budaya. Jelaskan !
3.      Manusia menggunakan bahasa dengan kreatifitas bahasa. Jelaskan !

Jawab :

1.      Bahasa bukan warisan budaya, melainkan bahasa mempengaruhi budaya / kebudayaan atau sebaliknya budaya mempengaruhi bahasa. Lebih jelasnya lagi, dalam suatu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini.
Hipotesis ini dikeluarkan oleh dua pakar, yaitu Edward Sapir dan Benjamin Lee whorf  yang menyatakan bahwa bahasa itu mempengaruhi budaya, bahasa mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya(Abdul Chaer,2007:70). Dengan kata lain, menurut saya bahasa bukanlah warisan budaya melainkan bagian dari budaya itu sendiri.
2.      Menurut saya, bahasa bukan sebagai ciptaan budaya, tetapi bahasa merupakan salah satu alat pengembang budaya. Bahasa dan budaya memiliki keterkaitan satu sama lain. Jadi, sulit untuk dikatakan bahwa bahasa sebagai ciptaan budaya. Namun, ada benarnya jika bahasa merupakan alat pengembang budaya, karena tanpa adanya bahasa, budaya tidak akan berkembang seperti sekarang ini.
3.      Dalam perkembangan saat ini, manusia selalu menggunakan bahasa dengan kreatifitas bahasa. Sekarang ini bahasa sangat bervariasi karena anggota masyarakat penutur bahasa itu sangat beragam, dan bahasa itu sendiri digunakan untuk keperluan yang beragam pula. Berdasarkan penuturnya kita mengenal adanya dialek – dialek. Indonesia merupakan negara multilingual, selain bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa nasional, terdapat pula ratusan bahasa daerah, besar maupun kecil, yang digunakan oleh masyarakat yang beragam. Karena itulah kreatifitas bahasa masyarakat terus berkembang.


Tugas pada hari / tanggal : Rabu, 18 September 2013

Cari kekhasan berdasarkan sosiolek, 2 saja !

Jawab :

Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial penuturnya. Variasi jenis ini biasanya menyangkut masalah pribadi penuturnya, seperti usia, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, dan keadaan sosial ekonomi. Misalnya, berdasarkan perbedaan usia, kita bisa melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang-orang tergolong lanjut usia.

1.     Masyarakat Cina di Surabaya memiliki variasi bahasa yang unik, kalimat-kalimat yang mereka gunakan merupakan campuran dari kata-kata bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga bahasa mandarin. Jadi masyarakat Cina di Surabaya masih menjaga bahasa asal mereka, yaitu bahasa mandarin, tetapi karena seiring dengan berjalannya waktu, generasi-generasi selanjutnya telah terkontaminasi dengan bahasa setempat. Hal tersebut wajar saja karena manusia adalah mahluk yang homogen, dan sosial.
Contoh :
Bahasa masyarakat Cina di Surabaya
Bahasa Indonesia

A : Nik nonik, mamamu ndek mana?
B: Ndak tau aku, lek kokoku ada ndek dalem.

A : adik kecil, mama kamu di mana?
B :  Tidak tahu saya, kalau kakak saya ada di dalam
Bahasa masyarakat Cina di Surabaya
Bahasa Indonesia

A : Cik, rokok Surya sak bungkus piro regane Cik?
B : Go jeng pak.
A  : Go jeng ki piro tho Cik?
B : Limang ewu, gak usah larang-larang karo sampeyan

A : Kak, rokok Surya satu bungkus berapa harganya?
B : ‘gojeng’ pak
A : ‘gojeng’ itu berapa sih kak?
B : lima ribu, tidak saya jual mahal kalau dengan bapak.











2.     Bahasa Gaul       

Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.       

Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.       

Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern / sosiolek, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.       

Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non- formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan bahasa gaul sebagai berikut :
         
Bahasa Indonesia
Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
kapan-kapan
Apakah benar?
Emangnya bener?
Tidak
` Gak
Tidak Peduli
Emang gue pikirin!
         



Tugas pada hari / tanggal : Rabu, 11 September 2013

Carilah penyimpangan kaidah bahasa dan penyebabnya !
Jawab :
Makna kesalahan berbahasa yang dijumpai dalam literatur analisis kesalahan berbahasa ialah kesalahan berbahasa itu hanya dikaitkan dengan kaidah bahasa atau tata bahasa saja, beda antara kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahasa adalah kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan kompetensi seseorang. Kekeliruan berbahasa terjadi karena lupa atau keliru dalam menerapkan kaidah bahasa, sifatnya tidakpermanen. Penyimpangan kaidah bahasa, sumber dan penyebab kesalahan berbahasa dalam pengajaran terletak pada perbedaan sistem linguistik bahasa dengan sistem linguistik bahasa.

Assalamualaikum Wr Wb.

Pak, saya punya beberapa pertanyaan.
1.     Apakah Penyimpangan kaidah bahasa sama dengan penyimpangan berbahasa?
2.     Apa saja kendala eksternal yang disengaja dalam berbicara?
3.     Mengapa bahasa dikendalikan oleh sistem yang kompleks?
Terimakasih, Pak.
Wassalamualaikum Wr Wb.